Pembelajaran / Learning
8.1 Pembelajaran dan pengamatan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru
dan siswa yang saling bertukar informasi.
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas
terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
8.2 Bentuk pembelajaran
a. Menumbuhkan
motivasi belajar anak
Motivasi berkaitan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan
anak didik. Upaya menumbuhkan motivasi intrinsik yang dilakukan guru adalah
mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, dan sikap mandiri anak didik.
Sedangkan bentuk motivasi ekstrinsik adalah dengan memberikan rangsangan berupa
pemberian nilai tinggi atau hadiah bagi siswa berprestasi dan sebaliknya.
b. Mengajak anak didik
beraktivitas
Adalah proses interaksi edukaktif melibatkan
intelek-emosional anak didik untuk meningkatkan aktivitas sehingga motivasi
akan meningkat. Bentuk pelaksanaanya adalah mengajak anak didik melakukan
aktivitas atau bekerja di laboratorium, di kebun/lapangan sebagai bagian dari
eksplorasi pengalaman, atau mengalami pengalaman yang sam sekali baru.
c. Mengajar dengan
memperhatikan perbedaan individual
Proses kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan memahami
kondisi masing-masing anak didik. Tidak tepat jika guru menyamakan semua anak
didik karena setiap anak didik mempunyai bakat berlainan dan mempunyai kecepatan
belajar yang bervariasi. Seorang anak didik yang hasil belajarnya jelek
dikatakan bodoh. Kemudian menyimpulkan semua anak didik yang hasil belajarnya
jelek dikatakan bodoh. Kondisi demikian tidak dapat dijadikan ukuran, karena
terdapat beberapa faktor penyebab anak memiliki hasil belajar buruk, antara
lain; faktor kesehatan, kesempatan belajar dirumah tidak ada, sarana belajar
kurang, dan sebagainya.
d. Mengajar dengan umpan balik
Bentuknya antara lain; umpan balik kemampuan prilaku anak
didik (perubahan tigkah laku yang dapat dilihat anak didik lainnya, pendidik
atau anak didik itu sendiri), umpan balik tentang daya serap sebagai pelajaran
untuk diterapkan secara aktif. Pola prilaku yang kuat diperoleh melalui
partisipasi dalam memainkan peran (role play).
e. Mengajar dengan
pengalihan
Pengajaran yang mengalihkan (transfer) hasil belajar kedalam
situasi-situasi nyata. Guru memilih metode simulasi (mengajak anak didik untuk
melihat proses kegiatan seperti cara berwudlu dan sholat) dan metode proyek
(memberikan kesempatan anak untuk menggunakan alam sekitar dan atau kegiatan
sehari-hari untuk bertukar pikiran baik sesama kawan maupun
guru) untuk pengalihan pengajaran yang bukan hanya bersifat ceramah
atau diskusi, tetapi mengedepankan situasi nyata.
f. Penyusunan pemahaman
yang logis dan psikologis
Pengajaran dilakukan dengan memilih metode yang
proporsional. Dalam kondisi tertentu guru tidak dapat meninggalkan metode
ceramah maupun metode pemberian tugas kepada anak didik. Hal ini dilakukan
sesuai dengan kondisi materi pelajaran.
8.3 Pembelajaran induktif
Pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang
bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Model
pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi
sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru
langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan
ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru
membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi
yang diberikan. Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori
konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam
bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah
guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan
cara berpikir dan membangun ide. Tingkat keefektifan model pembelajaran
induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya
dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan
untuk membuat siswa berpikir.
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat
dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Model
pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di
dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat
memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas
dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.
Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data.
Artinya, dalam seting kelas,
bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk
mengembangkan operasi kognitif tertentu.
Dalam seting tersebut, dimana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam
suatu sistem konsep,yaitu:
Saling menghubung-hubungkan data yang diperoleh satu sama
lain serta membuat kesimpulan berdasarkan hubungan-hubungan tersebut
Menarik kesimpulan berdasarkan fakta-fakta yang telah
diketahuinya dalam rangka membangun hipotesis,dan
Memprediksi dan menjelaskan suatu fenomena tertentu. Guru,
dalam hal ini, dapat membantu proses internalisasi dan konseptualisasi
berdasarkan informasi tersebut
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful).
Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat
tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa
dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi
mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
Berpikir induktif melibatkan tiga tahapan yang dikembangkan
tiga strategi cara mengajarkannya.
a. Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok
barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama
konsep).
Langkah-langkah :
1. Membuat daftar konsep
2. Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama
3. Pemberian label atau kategorisasi
b. Interpretasi data Strategi
Keduanya merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan
data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah:
1. mengidentifikasi dimensi-dimensi danhubungan-hubungannya.
2. menjelaskan dimensi-dimensi danhubungan-hubungannya
3. Membuat kesimpulan
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah
siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data,
selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam
suatu situasi permasalahan yang berbeda. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan
suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
1. Membuat hipotesis, memprediksikonsekuensi
2. Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3. Menguji hipotesis/prediksi
Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif,
guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas
dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap
ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa model pembelajaran induktif
memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari guru. Selain itu guru juga
harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang
diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil
belajar siswa-siswanya. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan
model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh /ilustrasi yang
digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan
analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan.
Kelebihan Model Pembelajaran Induktif
Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan
presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang
topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam
pencapaian tujuan pembelajaran.
Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi
pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari
ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa
lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa denganguru
Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk
memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses
tanya jawab tersebut.
Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya
(questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan
kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi.
Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini,
jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan
pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat
siswa berpikir
Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan
eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang
kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya.
Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan
tercapai secarasempurna
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang
akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan
observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka
kemandirian siswa tidak dapat berkembangoptimal.
Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada
tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol
proses belajar siswa.
Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang
digunakan oleh guru.
Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya
tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif
8.4 Pohon keputusan pembelajaran
POHON KEPUTUSAN
Pohon keputusan adalah salah satu metode klasifikasi
yang paling popular karena mudah untuk diinterpretasi oleh manusia. Konsep dari
pohon keputusan adalah mengubah data menjadi pohon keputusan dan aturan-aturan
keputusan.
Gambar: Konsep Pohon Keputusan
Data dalam pohon keputusan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel dengan
atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai
kriteria dalam pembentukan tree
Gambar: Konsep Data dalam Pohon Keputusan
Proses pada pohon keputusan adalah mengubah bentuk data (tabel)
menjadi model pohon, mengubah model pohon menjadi rule, dan menyederhanakan
rule. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk
membreak down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel
sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari
permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan
hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah
variabel target.
Pohon keputusan merupakan himpunan aturan IF...THEN. Setiap path dalam tree
dihubungkan dengan sebuah aturan, di mana premis terdiri atas sekumpulan
node-node yang ditemui, dan kesimpulan dari aturam terdiri atas kelas yang
terhubung dengan leaf dari path.
Gambar: Konsep Dasar Pohon Keputusan
Bagian awal dari pohon keputusan ini adalah titik akar (root), sedangkan setiap
cabang dari pohon keputusan merupakan pembagian berdasarkan hasil uji, dan
titik akhir (leaf) merupakan pembagian kelas yang dihasilkan.
Pohon keputusan mempunyai 3 tipe simpul yaitu:
1. Simpul akar, dimana tidak memiliki cabang yang masuk dan
memiliki cabang lebih dari satu, terkadang tidak memiliki cabang sama sekali.
Simpul ini biasanya berupa atribut yang paling memiliki pengaruh terbesar pada
suatu kelas tertentu.
2. Simpul internal, dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan memiliki
lebih dari 1 cabang yang keluar.
3. Simpul daun, atau simpul akhir dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk,
dan tidak memiliki cabang sama sekali dan menandai bahwa simpul tersebut
merupakan label kelas.
Tahap awal dilakukan pengujian simpul akar, jika pada pengujian simpul akar
menghasilkan sesuatu maka proses pengujian juga dilakukan pada setiap cabang
berdasarkan hasil dari pengujian. Hal ini berlaku juga untuk simpul internal
dimana suatu kondisi pengujian baru akan diterapkan pada simpul daun. Pada
umumnya proses dari sistem pohon keputusan adalah mengadopsi strategi pencarian
top-down untuk solusi ruang pencariannya. Pada proses mengklasifikasikan sampel
yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji pada pohon keputusan dengan cara
melacak jalur dari titik akar sampai titik akhir, kemudian akan diprediksikan
kelas yang ditempati sampel baru tersebut.
Pohon keputusan banyak digunakan dalam proses data mining karena memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
1. Tidak memerlukan biaya yang mahal saat membangun algoritma.
2. Mudah untuk diinterpetasikan.
3. Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.
4. Memiliki nilai ketelitian yang lebih baik.
5. Dapat menemukan hubungan tak terduga dan suatu data.
6. Dapat menggunakan data pasti/mutlak atau data kontinu.
7. Mengakomodasi data yang hilang.
8.5 Pembelajaran ensemble
Kenyataan bahwa pendekatan ensemble learning mampu
memberikan solusi prediksi yang lebih akurat daripada model-model tunggal dapat
ditemui dari berbagai paper di jurnal ilmiah. Teknik-teknik ensemble yang
mengandalkan variasi dari pendekatan random forest dan boosting mampu
memberikan prediksi dengan akurasi yang sangat baik. Random forest bekerja
dengan membuat model-model penyusun ensemble sedemikian rupa sehingga berbagai
kemungkinan dapat terakomodir secara maksimal, sedangkan boosting bekerja
secara iterative sehingga kasus-kasus yang tidak mudah diprediksi menjadi bukan
masalah lagi.
Kemampuan pendekatan ensemble ini tidak hanya tertuang pada
berbagai paper ilmiah, namun juga dapat dilihat pada penyelesaian kasus-kasus
aplikatif seperti yang dapat dilihat pada kompetisi data science Kaggl.
Kompetisi ini terbuka bagi pegiat data science dan data mining untuk memberikan
solusi prediktif dari kasus-kasus yang disampaikan oleh banyak perusahaan besar
berskala internasional.
Setiap tim atau individu dipersilakan mengembangkan solusi
dan menyajikan prediksinya untuk kemudian dinilai. Mereka yang memberikan
prediksi dengan akurasi yang paling tinggi yang dinyatakan sebagai pemenang.
Peringkat tiga besar dalam lima tahun terakhir dari kompetisi ini didominasi
oleh mereka yang menggunakan pendekatan ensemble yang digabungkan dengan
berbagai macam algoritma dasar.
Daftar Pustaka
Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.
Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam seting kelas,
Dalam seting tersebut, dimana siswa belajar mengorganisasikan fakta ke dalam suatu sistem konsep,yaitu:
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.
a. Konsep pembentukan (belajar konsep)
Tahap ini mencakup tiga langkah utama: item daftar (lembar, konsep), kelompok barang yang sama secara bersama-sama, beserta label tersebut (dengan nama konsep).
Langkah-langkah :
2. Pengelompokkan konsep berdasarkan karakteristik yang sama
3. Pemberian label atau kategorisasi
b. Interpretasi data Strategi
Keduanya merupakan cara mengajarkan bagaimana menginterpretasi dan menyimpulkan data. Sama halnya dengan strategi pertama (pembentukan konsep), cara ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Langkah-langkah:
2. menjelaskan dimensi-dimensi danhubungan-hubungannya
3. Membuat kesimpulan
c. Penerapan prinsip-prinsip
Strategi ini merupakan kelanjutan dari strategi pertama dan kedua. Setelah siswa dapat merumuskan suatu konsep, menginterpretasikan dan menyimpulkan data, selanjutnya mereka diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip tertentu ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda. Atau siswa diharapkan dapat menerapkan suatu prinsip untuk menjelaskan suatu fenomena baru.
Langkah-Langkah:
2. Menjelaskan teori yang mendukung hipotesis atau prediksi.
3. Menguji hipotesis/prediksi
Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa model pembelajaran induktif memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari guru. Selain itu guru juga harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif juga bergantung pada contoh-contoh /ilustrasi yang digunakan oleh guru serta kemampuan guru membimbing siswa untuk melakukan analisis terhadap contoh/ilustrasi yang diberikan.
Kelebihan Model Pembelajaran Induktif
Kelemahan Model Pembelajaran Induktif
Data dalam pohon keputusan biasanya dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriteria dalam pembentukan tree
Proses pada pohon keputusan adalah mengubah bentuk data (tabel) menjadi model pohon, mengubah model pohon menjadi rule, dan menyederhanakan rule. Manfaat utama dari penggunaan pohon keputusan adalah kemampuannya untuk membreak down proses pengambilan keputusan yang kompleks menjadi lebih simpel sehingga pengambil keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan. Pohon Keputusan juga berguna untuk mengeksplorasi data, menemukan hubungan tersembunyi antara sejumlah calon variabel input dengan sebuah variabel target.
Pohon keputusan merupakan himpunan aturan IF...THEN. Setiap path dalam tree dihubungkan dengan sebuah aturan, di mana premis terdiri atas sekumpulan node-node yang ditemui, dan kesimpulan dari aturam terdiri atas kelas yang terhubung dengan leaf dari path.
Bagian awal dari pohon keputusan ini adalah titik akar (root), sedangkan setiap cabang dari pohon keputusan merupakan pembagian berdasarkan hasil uji, dan titik akhir (leaf) merupakan pembagian kelas yang dihasilkan.
Pohon keputusan mempunyai 3 tipe simpul yaitu:
2. Simpul internal, dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan memiliki lebih dari 1 cabang yang keluar.
3. Simpul daun, atau simpul akhir dimana hanya memiliki 1 cabang yang masuk, dan tidak memiliki cabang sama sekali dan menandai bahwa simpul tersebut merupakan label kelas.
Tahap awal dilakukan pengujian simpul akar, jika pada pengujian simpul akar menghasilkan sesuatu maka proses pengujian juga dilakukan pada setiap cabang berdasarkan hasil dari pengujian. Hal ini berlaku juga untuk simpul internal dimana suatu kondisi pengujian baru akan diterapkan pada simpul daun. Pada umumnya proses dari sistem pohon keputusan adalah mengadopsi strategi pencarian top-down untuk solusi ruang pencariannya. Pada proses mengklasifikasikan sampel yang tidak diketahui, nilai atribut akan diuji pada pohon keputusan dengan cara melacak jalur dari titik akar sampai titik akhir, kemudian akan diprediksikan kelas yang ditempati sampel baru tersebut.
Pohon keputusan banyak digunakan dalam proses data mining karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:
1. Tidak memerlukan biaya yang mahal saat membangun algoritma.
2. Mudah untuk diinterpetasikan.
3. Mudah mengintegrasikan dengan sistem basis data.
4. Memiliki nilai ketelitian yang lebih baik.
5. Dapat menemukan hubungan tak terduga dan suatu data.
6. Dapat menggunakan data pasti/mutlak atau data kontinu.
7. Mengakomodasi data yang hilang.
Komentar
Posting Komentar